PENDAHULUAN
Disebut Diabetes, karena selalu minum dan dalam jumlah banyak (Polidipsia), yang kemudian "mengalir" terus berupa air seni (urine); disebut Mellitus karena air seni penderita ini mengandung gula (manis).
Pada dasarnya, Diabetes Mellitus atau penyakit kencing manis disebabkan hormon INSULIN penderita tidak mencukupi, atau tidak dapat bekerja normal, sedangkan hormon insulin tersebut mempunyai peranan utama untuk mengatur kadar glukosa ( = gula ) didalam darah sekitar 60 - 120 mg/dl waktu puasa dan di bawah 200 mg/dl pada dua jam sesudah makan. Sejak ditemukan hormon insulin pada tahun 1921 oleh Banting dan Best di Kanada, maka angka kematian dan keguguran ibu-ibu diabetes yang hamil makin berkurang.
- Mengenal apakah Diabete Millitus itu.
- Mengetahui bahwa Diabetes Millitus adalah penyakit yang tidak berbahaya asal tidak diremehkan.
- Terlatih untuk melalukan usaha pencegahan terhadap Diabets Millitus.
- Mengetahui bahwa diit memegang peranan utama dalam pengobatan Diabetes Millitus.
- Dapat melaksanakan diit diabetes yang benar, agar yang terkena Diabetes Millitus dapat sehat kembali.
2. Kadar gula darah lebih dari 120 mg/dl, pada waktu puasa
3. Kadar gula darah lebih dari 200 mg/dl, 2 jam sesudah makan
Karena kadar gula darah meningkat, maka kelebihan gula ( glukosa ) tersebut akan dikeluarkan melalui air seni dan terjadilah glukosuria ( yaitu adanya glukosa - gula di dalam air seni ); pada orang normal tidak terdapat glukosa di dalam air seninya.
- Air seni penderita tersebut segera didatangi semut karena mengandung gula.
- Adanya rasa manis di air seni ( Dr. Thomas Willis dari Inggris pernah mencoba menjilatinya )
- Timbul rasa gatal di kemaluan pada bekas kencing.
- Dan yang paling tepat adalah pemeriksaan terhadap adanya glukosa atau gula di dalam air seni, dengan cara :
a. Reaksi Fehling ( reaksi rebus )
b. Kertas strip yang disebut BM test
d. Kertas strip yang disebut Diastix
Salah satu atau beberapa cara ( a, b, c, d ) tersebut biasanya telah diketahui oleh penderita Diabetes Mellitus.
Beberapa komplikasi menahun yang tercatat di Poliklinik Diabetes Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Sutomo adalah : penurunan kemampuan seksual 50.9 %; neuropati simtomatik ( komplikasi saraf pada Diabetes Mellitus ) 30.6 %; retinopati diabetik ( penyempitan pembuluh darah di mata ) 29.3 %; katarak (kekeruhan lensa mata) 16.3 %; TBC paru 15.3 %; hipertensi ( tekanan darah tinggi ) 12.8 %; PJK ( penyakit jantung koroner atau penyempitan pembuluh darah jantung ) 10 %; dan gangren diabetik ( ujung jari menghitam dan menjadi borok ), 3.5 %. Beberapa macam Diit Diabetes yang sudah baku atau dipakai secara umum di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Sutomo adalah : Diit B ( 1978 ), Diit Puasa Bulan Ramadhan ( 1978 ), Diit B1 ( 1980 ), Diit B2 ( 1982 ), Diit B3 ( 1982 ), dan Diit Be ( 1983 ) yang masing - masing mempunyai indikasi penggunaan sendiri, termasuk penggunaan bawang merah atau bawang putih dan buncis di dalamnya.
Catatan di Poliklinik Diabetes menunjukan bahwa variasi pengobatan penderita Diabetes Mellitus sebagian besar ( 70.3 % ) penderita Diabetes Mellitus dirawat dengan OAD ( Obat Anti Diabetes ), sedangkan 15 % dengan Insulin dan 14,7 % dengan Diit saja. Mengingat Diit obat utama yang dapat menekan timbulnya Diabetes Mellitus laten dan dapat menekan manifestasi penyulit akut maupun kronik, maka akan diuraikan petunjuk praktis penggunaan macam - macam Diit Diabetes yang telah diteliti secara prospektif di Surabaya, termasuk indikasi penggunaan diit B1, B2, B3, Diit bulan Ramadhan, serta pemakaian bawang merah atau putih didalamnya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar