WELCOMES TO KAWULO BUMI MENAK SOPAL BLOG'S

Senin, Mei 25, 2009

INFO KESEHATAN

TAHUKAH ANDA DIABETES MELLITUS ?



PENDAHULUAN

Pada tahun 1552 sebelum masehi, di Mesir dikenal penyakit yang ditandai dengan sering kencing dan dalam jumlah yang banyak (yang disebut : Poliurial), dan penurunan berat badan yang cepat tanpa disertai rasa nyeri. Kemudian pada tahun 400 sebelum masehi, penulis India Sushratha menamakan penyakit tersebut : penyakit kencing madu ( honey urine disease ).
Akhirnya, Aretaeus pada tahun 200 sebelum masehi adalah orang yang pertama kali memberi nama : Diabetes, berarti "mengalir terus", dan Mellitus berarti "manis".
Disebut Diabetes, karena selalu minum dan dalam jumlah banyak (Polidipsia), yang kemudian "mengalir" terus berupa air seni (urine); disebut Mellitus karena air seni penderita ini mengandung gula (manis).

Pada dasarnya, Diabetes Mellitus atau penyakit kencing manis disebabkan hormon INSULIN penderita tidak mencukupi, atau tidak dapat bekerja normal, sedangkan hormon insulin tersebut mempunyai peranan utama untuk mengatur kadar glukosa ( = gula ) didalam darah sekitar 60 - 120 mg/dl waktu puasa dan di bawah 200 mg/dl pada dua jam sesudah makan. Sejak ditemukan hormon insulin pada tahun 1921 oleh Banting dan Best di Kanada, maka angka kematian dan keguguran ibu-ibu diabetes yang hamil makin berkurang.

Akhirnya pada tahun 1954 Franke dan Fuchs mencoba tablet OAD ( Obat Anti Diabetes ) pada manusia, yang akhirnya temuan OAD ini berkembang pesat dengan berbagai jenis dan indikasi penggunaanya. Maksud informasi ini bukanlah untuk membuat takut bagi pembaca terhadap komplikasi yang mungkin terjadi pada Diabetes Millitus, melainkan bertujuan agar pembaca :
  1. Mengenal apakah Diabete Millitus itu.
  2. Mengetahui bahwa Diabetes Millitus adalah penyakit yang tidak berbahaya asal tidak diremehkan.
  3. Terlatih untuk melalukan usaha pencegahan terhadap Diabets Millitus.
  4. Mengetahui bahwa diit memegang peranan utama dalam pengobatan Diabetes Millitus.
  5. Dapat melaksanakan diit diabetes yang benar, agar yang terkena Diabetes Millitus dapat sehat kembali.

APAKAH PENYAKIT DIABETES MELLITUS ITU ?
Seperti telah disebut pada pendahuluan,bahwa hormon insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas (kelenjar pankreas terletak di lekukan usus dua belas jari ) sangat penting untuk menjaga keseimbangan kadar gula ( glukosa ) darah antara 60 - 120 mg/dl waktu puasa dan kadar gula dalam dua jam sesudah makan di bawah 200 mg/dl.
Apabila terdapat gangguan kerja insulin, baik kualitas maupun kualitas, maka keseimbangan tersebut akan terganggu dan kadar gula darah cenderung naik.
Seseorang sudah dapat disebut Diabetes Mellitus apabila menderita 2 dari 3 yang tersebut di bawah ini :
1. Keluhan haus, banyak minum, banyak kencing, penurunan berat badan
2. Kadar gula darah lebih dari 120 mg/dl, pada waktu puasa
3. Kadar gula darah lebih dari 200 mg/dl, 2 jam sesudah makan

Karena kadar gula darah meningkat, maka kelebihan gula ( glukosa ) tersebut akan dikeluarkan melalui air seni dan terjadilah glukosuria ( yaitu adanya glukosa - gula di dalam air seni ); pada orang normal tidak terdapat glukosa di dalam air seninya.

Adanya gula di dalam air seni ini dapat diketahui dengan beberapa cara, antara lain :
  1. Air seni penderita tersebut segera didatangi semut karena mengandung gula.
  2. Adanya rasa manis di air seni ( Dr. Thomas Willis dari Inggris pernah mencoba menjilatinya )
  3. Timbul rasa gatal di kemaluan pada bekas kencing.
  4. Dan yang paling tepat adalah pemeriksaan terhadap adanya glukosa atau gula di dalam air seni, dengan cara :

a. Reaksi Fehling ( reaksi rebus )

b. Kertas strip yang disebut BM test

c. Kertas strip lain : Glukotest
d. Kertas strip yang disebut Diastix
e. Reaksi dengan tablet, yaitu dengan Clinitest
Salah satu atau beberapa cara ( a, b, c, d ) tersebut biasanya telah diketahui oleh penderita Diabetes Mellitus.


JUMLAH PENDERITA DIABETES MELLITUS DI KOTAMADYA SURABAYA DAN PROPINSI JAWA TIMUR SANGAT BESAR.

Angka kekerapan Diabetes Mellitus di Kotamadya Surabaya ( penduduk ± 3 juta ) untuk umur 6 - 20 tahun : 0.26 %; umur ³ 20 tahun : 1.43 %; dan umur ³ 40 tahun : 4.16 %; sedangkan untuk Diabetes Mellitus ³ 20 tahun di pedesaan Jawa Timur adalah sekitar 1.01 % ( laporan pendahuluan ), sehingga diperkirakan di Kotamadya Surabaya ( KMS ) akan terdapat 27.105 penderita Diabetes Mellitus; sedangkan di Jawa Timur ( penduduk ± 30 juta ) 222.430 penderita Diabetes Mellitus dan untuk seluruh Indonesia 1.336.360. Dari jumlah Diabetes Mellitus di KMS tersebut menurut catatan tahun 1987, sekitar 11.000 penderita Diabetes Mellitus dirawat jalan pada poliklinik Diabetes Rumah sakit Umum Daerah Dr. Sutomo Surabaya.

Beberapa komplikasi menahun yang tercatat di Poliklinik Diabetes Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Sutomo adalah : penurunan kemampuan seksual 50.9 %; neuropati simtomatik ( komplikasi saraf pada Diabetes Mellitus ) 30.6 %; retinopati diabetik ( penyempitan pembuluh darah di mata ) 29.3 %; katarak (kekeruhan lensa mata) 16.3 %; TBC paru 15.3 %; hipertensi ( tekanan darah tinggi ) 12.8 %; PJK ( penyakit jantung koroner atau penyempitan pembuluh darah jantung ) 10 %; dan gangren diabetik ( ujung jari menghitam dan menjadi borok ), 3.5 %. Beberapa macam Diit Diabetes yang sudah baku atau dipakai secara umum di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Sutomo adalah : Diit B ( 1978 ), Diit Puasa Bulan Ramadhan ( 1978 ), Diit B1 ( 1980 ), Diit B2 ( 1982 ), Diit B3 ( 1982 ), dan Diit Be ( 1983 ) yang masing - masing mempunyai indikasi penggunaan sendiri, termasuk penggunaan bawang merah atau bawang putih dan buncis di dalamnya.

Catatan di Poliklinik Diabetes menunjukan bahwa variasi pengobatan penderita Diabetes Mellitus sebagian besar ( 70.3 % ) penderita Diabetes Mellitus dirawat dengan OAD ( Obat Anti Diabetes ), sedangkan 15 % dengan Insulin dan 14,7 % dengan Diit saja. Mengingat Diit obat utama yang dapat menekan timbulnya Diabetes Mellitus laten dan dapat menekan manifestasi penyulit akut maupun kronik, maka akan diuraikan petunjuk praktis penggunaan macam - macam Diit Diabetes yang telah diteliti secara prospektif di Surabaya, termasuk indikasi penggunaan diit B1, B2, B3, Diit bulan Ramadhan, serta pemakaian bawang merah atau putih didalamnya.

Sumber : Arlangga University Press 1988 ( Prof. Dr. dr. H. Askandar Tjokroprawiro )

Tidak ada komentar: